KH. Masykur Yusuf, Ajak Umat Tolak Politik Uang dan Gunakan Hak Suara Saat Pilkada 2024
Makassar-makassarpena.com. Setiap kali mendekati pemilu, para calon kepala daerah atau anggota legislatif mengumbar janji manis kepada masyarakat. Tidak jarang juga sebagian dari mereka menebar amplop berisikan uang atau bingkisan sembako. Secara sadar mereka telah melakukan politik uang, sebuah praktik koruptif yang akan menuntun ke berbagai jenis korupsi lainnya.
Dr KH Masykur Yusuf mengingatkan kepada umat Islam agar menggunakan hak suara dan menghindari politik uang jelang pilkada 2024 di Sulawesi Selatan, pada saat khutbah Jumat di Masjid Raya Makassar, Jumat (22/11/2024).
KH Masykur yang juga Ketua Komite Dakwah Khusus (KDK) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan ini melanjutkan mengenai politik uang maka baik yang disogok maupun menyogok sama-sama masuk neraka
Ia mengutip hadits Rasulullah SAW , “Laknat Allah bagi penyuap dan yang menerima suap dalam hukum” (HR Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzi). Jadi diharamkan mencari suap, menyuap dan menerima suap. Hal itu juga berlaku juga bagi mediator antara penyuap dan yang disuap, ” tegas KH Masykur.
Sementara dalam masalah hak memilih umat Islam diwajibkan untuk memilih pemimpin yang amanah dan dicintai rakyat.
Melalui fatwanya MUI telah mengharamkan Golput bagi umat Islam sebagaimana disebutkan dalam fatwa MUI pada Ijtima Ulama Komisi Fatwa se Indonesia VIII yang digelar pada 28-31 Mei 2024 di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Oleh sebab itu ia mengajak kepada umat untuk menggunakan hak pilihnya dan memilih pemimpin yang mementingkan kebutuhan rakyatnya bukan golongan tertentu.
Ia juga menambahkan calon pemimpin harus adil dan memperjuangkan kepentingan umat, melaksanakan syariat dan berjuang dalam mencegah segala kemungkaran, kekufuran, fitnah dan kekacauan.
Sebagaimana Firman Allah Swt : “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi penegak keadilan karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.Al-Maidah : 8).(*)