Diduga Sesat, MUI Makassar Interogasi Pengurus Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah
Makassar-makassarpena.com. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar merespon cepat munculnya kelompok tarekat yang dinilai meresahkan warga. Pengurus tarekat itu diinterogasi di kantor MUI Makassar, Selasa 6 Februari 2024.
Tarekat tersebut mengatasmakan diri Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah yang diketahui pusat aktifitasnya berada di Jl Dg. Siraju, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kelompok ini acapkali menggelar kajian penjabaran agama dan zikir pada malam Jumat dan malam Sabtu.
Seseorang yang diduga guru besar tarekat tersebut, sebagaimana dalam video yang beredar luas, menyatakan bahwa Nabi Muhammad bukan rasulullah terakhir. Ia pun menantang, supaya dirinya ditangkap jika pernyataannya sesat. Dalam video itu juga, Mr. TM—begitu sebutannya, turut mendeskreditkan ulama-ulama.
“Karena saya sesat, kenapa nda ada yang nangkap?,” tantang Mr. TM sebagaimana dalam video yang beredar, sembari menunjuk mulutnya sebagai barang bukti yang membuat pernyataan tersebut.
Dalam video yang lain, yang dicuplik akun Youtube Ibnu Asmin, Mr. TM bahkan lantang mengatakan bahwa wujud Allah adalah seorang manusia dan laki-laki. Ia juga menyebut bahwa yang menolak Nabi Muhammad adalah diantaranya Abu Lahab dan Abu Jahal. Mr. TM menyebut, Abu Lahab dan Abu Jahal adalah ulama ahli syariat.
“Kalau saya salah sudah tentu ditangkap Polisi,” katanya lagi menantang.
Atas pernyataan-pernyataan pimpinan kelompok ini, telah menimbulkan keresahan warga sekitar. Hal itu disampaikan Lurah Baraya Utara, St. Hadijah, yang turut hadir dalam pertemuan dengan MUI Makassar bersama RT dan RW setempat.
“Saya minta aktifitas kelompok ini dihentikan dulu, sembari menunggu hasil kajian dan Fatwa Majelis Ulama. Apalagi ini jelang pemilu,” tandas St. Hadijah.
Dalam pertemuan itu, hadir pengurus Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah, antara lain Ketua Yayasan WNN Medi Jafar, dan Ketua Majelis Tarekat Naqsyabandiyah dr. Umar Ali. Juga hadir ormas FPI diwakili Abd. Samad, yang menyampaikan aksi protes keras atas paham yang disampaikan Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah.
Suasana pertemuan diwarnai adu argumentasi, terutama soal tafsir ayat Al-Quran dan Hadist. Umar Ali mengatakan, kelompoknya meyakini rasulullah setelah Nabi Muhammad dalam bentuk nur.
“Habis ini memang, guru besar kami mau konfrontasi dengan MUI terkait masalah ini. Guru besar kami sudah siap menjelaskan ini dengan pendekatan metodologi, metafisika, tasawuf dan pendekatan ilmiah,” kata Umar, tanpa merinci siapa guru besarnya.
Ketua MUI Makassar, AG.Dr.KH.Baharuddin HS, MA menegaskan, berdasarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setidaknya ada 10 ciri aliran sesat. Salah satunya adalah mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir. Namun demikian katanya, masalah ini akan didalami sebelum mengeluarkan pernyataan resmi dan dilaporkan sesuai mekanisme ke MUI Sulsel.
Sementara itu, Sekretaris MUI Makassar, Dr. KH. Maskur Yusuf, M.Ag, membuka kesempatan kepada kelompok ini untuk meluruskan kembali pemahamannya.
“Jadi kami minta pengurus Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah membuat pernyataan siap dibina oleh MUI,” tandas Kyai Maskur. (*)