Isra Mi’raj Suatu Perjalanan Spiritual Yang Menginspirasi Perubahan
Makassar-makassarpena.com. Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al Isra : 1).
Sebelum Rasul di Isra Mi’rajkan. Terlebih dahulu Rasulullah dibedah dadanya oleh Malaikat Jibril. Setelah itu dibersihkan hatinya kemudian dicuci dengan air zam-zam dan dimasukkan iman ke dalam dadanya.
Mengapa hati Rasulullah dibersihkan. Karena Rasulullah akan melakukan perjalanan suci dari tempat suci ke tempat yang suci, kemudian naik ke tempat yang suci dan bertemu dengan Allah yang maha suci.
“Itulah perjalanan Isra Mi’raj dari tempat suci di Masjidil Haram (Mekkah) ke tempat yang suci di Masjidil Aqsa (Palestina) kemudian naik ke tempat yang suci Sidratul Muntaha (Baitul makmur) dan berjumpa dengan Yang Maha suci Allah SWT,” terang Dr. Patris Hasanudsin, M.Pd dalam tausiahnya pada peringatan Isra Mi’raj yang diselenggarakan di Masjid Rihlah Mubarak BTN Ranggong Manggala, Sabtu, 31 Januari 2025.
Apa maknanya bagi kita, bahwa hidup manusia adalah suatu perjalanan menuju surga untuk berjumpa dengan Allah. Tetapi syarat untuk berjumpa dengan Allah harus dengan membawa hati yang bersih. Maka doa yang paling sering disebutkan Nabi Muhammad SAW dalam hidupnya adalah doa tentang hati.
“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu),” jelasnya.
Karena hati menurut Ustadz Dr. Patris Hasanuddin, M.Pd, adalah sumber kebaikan dan keburukan.
Ingatlah, bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Karena itu amalan hati lebih besar kedudukannya daripada amalan badan. Karena amalan badan tidak akan berguna bila seorang berlaku syirik, sebanyak apapun amalannya. Baik syirik kecil apalagi syirik besar.
Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564). Karena itu jagalah hati. Jangan kau kotori. Jagalah hati. Lentera hidup ini (Aa Gym).
“Ingatlah bahwa hanya bagi hati yang bersih yang selamat dan bisa berjumpa denganNya,” tutup Dr. Patris Hasanuddin.
Sementara itu, Ketua MWC NU Manggala Dr.H. M. Ihsan Darwis, M.Si yang sekaligus mewakili Ketua Ittihad Persaudaraan Imam Masjid Indonesia (IPIM) Sulawesi Selatan, Dr. KH. Masykur Yusuf, M.Ag menjelaskan, peristiwa Isra Mi’raj adalah peristiwa luar biasa sampai Allah menggunakan kalimat “Tasbih”. Banyak peristiwa yang diceritakan dalam Al Qur’an tapi tidak dimulai dengan kalimat Tasbih. Allah menciptakan Nabi Adam AS tidak dimulai dengan kalimat “Tasbih” dan Allah menciptakan “Fir’aun dan bala tentaranya” di ceritakan dalam Al Qur’an tidak di mulai dengan kalimat “Tasbih”.
Kalimat selanjutnya urai Dr. H. Ihsan, “Asraa”: Maha Suci Allah yang telah menjalankan. Kalimat “Asraa” di sini merupakan jawaban dari kalimat “Tasbih”. Selanjutnya kalimat Bi’ “Abdihi”. Kalimat ini merupakan kalimat tidak langsung karna Allah tidak menggunakan Bi Muhammad.
“Apa maksud kata kata Bi’ “Abdihi” di sini ada dua jawaban yaitu, kata hambah di sini. Jadi peristiwa Isra Mi’raj itu terjadi antara jazad dan roh sekaligus karena di panggil oleh Allah sebagai hambah . Jawaban Bi ‘ “Abdihi” kedua bahwa Allah mengakui Muhammad itu sebagai hambahku karena di tulis dalam ayat ini,” terang Dr. Ihsan.
Peringatan Isra Mi’raj yang diselenggarakan Pengurus Masjid Rihlah Mubarak bekerjasama IPIM Sulsel, MWC NU, DMI dan MUI Kecamatan Manggala, turut dihadiri Ketua MUI Kecamatan Manggala, Drs. KH. Rasyid Kudaidah, Komisi Infokom MUI Kota Makassar, Anwa Sanusi, para Pengurus MWC Manggala, para Pengurus DMI Kecamatan Manggala, dan para Pengurus IPIM Kecamatan Manggala yang ditutup dengan doa oleh Ustadz Drs. KH. Patalongi, M.Pd. (as)