Perkuat Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting
Pangkep-makassarpena.com. Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) mengelar rapat koordinasi Pencegahan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) dan sosialisasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah stunting (GENTING), di Ruang Tapat Wakil Bupati Pangkep, Selasa (3/6/2025).
Rakor ini melibatkan Sekertaris Daerah, Kepala OPD, Camat se Kabupaten Pangkep, TNI, Polri, BUMN dan BUMD yang tergabung dalam orang tua asuh.
Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau pada arahaannya mengatakan komitmen mendukung gerakan orang tua asuh cegah Stunting melalui sinergi dengan instansi.
“Pemerintah Kabupaten Pangkep berkomitmen mendukung gerakan orang tua asuh cegah Stunting (GENTING) melalui sinergi dengan instansi terkait dan seluruh lapisan masyarakat. Program ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam menciptakan generasi sehat yang bebas dari Stunting dari masa depan Indonesia yang lebih baik, “katanya.
Bupati Pangkep dua periode itu juga menyampaikan kepada seluruh peserta bahwa, setiap penerima bantuan harusnya yang layak menerima.
“Saya harapkan masalah Stunting ini, selama layak menerima silahkan berikan tanpa harus memandang keluarga dan saya akan tegur pejabat yang mengutamakan keluarga walaupun tak layak menerima, ” tegasnya.
Kepala DP2KBP3A Pangkep, Nurlia Sanusi menjelaskan, rakor ini memperkuat gerakan orang tua asuh cegah Stunting. Diharapkan kolaborasi dan peranan orang tua asuh memberikan bantuan kepada anak yang terdampak dan beresiko Stunting.
“Dalam hal ini, kita memberikan perlindungan dan bantuan kepada ibu hamil, ibu menyusui, batita dan balita, ” katanya.
Surat Keputusan (SK) orang tua asuh telah terbit, lanjutmya. Diharapkan, semua Kepala OPD, termasuk pejabat struktural untuk berkontribusi sebagai orang tua asuh.
“Sesuai SK, setiap Kepala OPD wajib memiliki minimal dua anak asuh. Eselon 3 dan 4 masing-masing satu anak. Rata-rata saatu OPD bisa lima sampai 10 anak asuh,”tambahnya.
Kehadiran orang tua asuh katanya, dinila memiliki peran penting menurunkan angka Stunting.
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2024, Kabupaten Pangkep memiliki prevalensi Stunting, yakni sebesar 25,2 % telah terjadi penurunan sebesar 4,8% dari tahun sebelumnya yang sebesar 30.0%.
Hasil pemantauan status gisi melalui EPPGBM pada Agustus 2024 menunjukkan bahwa, prevalensi Atunting 9,3 % oleh karena itu perlu adanya akselerasi untuk menangani Stunting dan menggalakkan pencegahannya.
Jumlah anak Atunting berdasarkan EPPGBM tahun 2025 per Februari 2025 sebanyak 2132, sehingga dibutuhkan 2132 orang tua asuh yang tersebar di 13 kecamatan.
Liukang Tanggaya sebesar 166, Liukang Kalmas 51, Liukang Tupabiring 118, Pangkaje 242, Balocci 70, Bungoro 336, Labakkang 349, Ma’rang 274, Segeri 128, Minasatene 191, Mandalle 55, Tondong Tallasa 68 dan Liukang Tupabiring Utara 84. (hamza)