Rangkaian Rakerda dan Award, SMSI Beri Edukasi Politik Kepada Publik
Makassar-makassarpena.com. Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sulsel menggelar talkshow politik bertajuk Siapa Presiden yang Cocok untuk Masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel), di Home Town Kopi Zone, jl Boulevard Makassar, Jumat (15/12/2023).
Hadir dalam kesempatan itu, Syamsu Rizal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), mewakili Capres-Cawapres, Anies Baswedan-Muhaimin Anis (Amin), Sawaluddin Arief Gerindra Prabowo-Gibran, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Iqbal Arifin dan pengamat Universitas Negeri Makassar (UNM) Yasdin Yasir.
Samsyu Rizal kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), mengatakan jika semakin berpendidikan dan aksesibilitasnya seseorang maka semakin dekat memilih AMIN, sehingga kita perlu membangun kesadaran bagaimana para pemilih bisa mengerti situasi 2024.
“Karena pemilihan 2024 menjadi tanggung jawab bersama, jika ini berhasil saya yakin dan percaya lebih banyak orang yang akan melihat nomor 1 AMIN,” kata Deng Ical sapaan Syamsu Rizal.
Apalagi sambung Wakil Wali Kota Makassar periode 2014-2019 ini, infrastruktur dan suprastruktur yang dimiliki AMIN sudah cukup untuk masyarakat Sulsel, dimana semuanya mencakup pada program AMIN, salah satunya delapan jalan perubahan.
“Ini adalah keinginan dan mimpi AMIN, yang juga merupakan simbol, yang diurus mulai dari manusia, kemandirian, pangan, energi kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan dan kemudian dikunci oleh dua pilar anti korupsi dan anti mafia,” papar Caleg DPR RI Dapil Sulsel 1 ini dihadapan awak media di SMSI.
Sementara Sawaluddin Arief pengurus Gerindra mewakili Tim Prabowo-Gibran, mengatakan, Susel adalah daerah pertempuran untuk Capres-Cawapres, sehingga tidak ada yang boleh mengatakan ini milik satu kubu atau partai.
“Tinggal bagaimana tiga calon ini memainkan perannya untuk menarik suara dari masyarakat, kalau kita kembali ke pertanyaan siapa cocok untuk jadi Presiden saya rasa semua cocok asalkan bisa dipertanggungjawabkan,” papar Sawaluddin.
Lebih lanjut Sawal yang juga Caleg DPRD Makassar Dapil Manggala-Panakkukang menegaskan rakyat Indonesia harus di pimpin oleh seorang yang tegas dan cerdas dan itu ada dalam diri Prabowo-Gibran.
“Tentara ini bro, kalau pelan itu bukan prajurit, prajurit harus tegas tidak boleh lemah, Rakyat Indonesia itu banyak harus dipimpin oleh orang yang tegas dan cerdas,” sambung Sawal menepis kritik debat pertama kemarin yang disebut Prabowo emosional.
Selain itu, katanya watak Prabowo lekat dengan masyarakat Sulsel yang sama sama tegas dan cerdas, sehingga memang tepat menjadi pemimpin untuk Sulsel.
“Kita orang Sulsel itu tegas dan cerdas jadi cocok Prabowo, apalagi disandingkan dengan Gibran anak muda harapan bangsa, jadi ini adalah pasangan yang diinginkan masyarakat,” tutupnya.
Sementara Iqbal Arifin yang mewakili Tim Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengemukakan survei adalah salah satu alat mengukur kekuatan tetapi bukan menjadi ukuran ril dalam kemenangan kandidat.
“Kita sepakat survei salah satu alat untuk mengukur, tetapi bukan segala-galanya. Itu hanya potret, yang mungkin hari ini bisa saja seperti itu, tapi pemilu ini masih lama. Jadi yang menjadi ukuran adalah partai politik sejauh mana berperan, kita punya agregasi politik, sumber daya yang bisa menaikkan,” kata dia menanggapi survei hari ini yang menempatkan Ganjar-Mahfud bukan urutan pertama.
Terlepas dari itu, Caleg Provinsi dari PDIP ini mengatakan dengan melihat figur capres yang dapat menawarkan performanya agar masyarakat dapat menjatuhkan pilihan yang tepat. Dari sini, sosok Ganjar telah memberikan kinerja dan program yang menjadi alternatif yang dapat membuat masyarakat bersimpati.
“Tentu bagaimana memunculkan pesona calon kita kepada masyarakat. Contoh Ganjar di Jawa Tengah, kita bicara soal stunting, pendidikan, kesetaraan gender, dan yang lain itu di Jawa Tengah sudah diaplikasikan oleh Ganjar tinggal bagaimana ini sampai di masyarakat dan elektoral tugasnya kita sebagai parpol pengusung melalukan edukasi terkusus di Sulsel,” paparnya.
Sementara pengamat Politik dari UNM, Dr Yasdin Yasir mengemukakan ketika berbicara soal kandidat di ruang publik masing-masing bersahut-sahutan yang memiliki persoalan yang diangkat secara berbeda.
“Yang penting kita urai fit and propert apa yang ditawarkan oleh ketiga kandidat ini. Misalnya kondisi Sulsel satu hal bisa kita angkat soal pembangunan manusianya, salah satu pendukung itu adalah pendidikannya. Kalau kita lihat data Sulsel ada menarik terkait angka masa sekolah Sulsel, rata-rata 8,76. Kalau kita kalkulasi masa sekolah akan berhenti di 15 tahun atau hanya sampai masa tingkatan SMP, belum lagi yang putus sekolah itu. Sehingga apa yang propert dari ketiga ini supaya tidak bersahut-sahutan,” paparnya.
Diketahui kegiatan ini adalah rangkaian dari acara rakerda dan award SMSI Sulsel yang acara puncaknya digelar Sabtu (23/12/2023) pekan depan yang dilaksanakan di Aula Rujab Gubernur Sulsel.
Award SMSI Sulsel ini sebagai potret tokoh-tokoh yang akan diberi penghargaan kategori care dengan industri media agar tetap eksis mengedukasi publik di Sulsel. (*)