Awal Mula Lahirnya Zionis dan Pembentukan Negara Yahudi di Palestina

oleh
oleh

Awal Mula Lahirnya Zionis dan Pembentukan Negara Yahudi di Palestina

Oleh: Danni Irawan

Ket.gambar: Masjid Umar dibangun di atas tanah tempat Khalifah Umar shalat ketika menolak shalat di gereja Makam Kudus.

Makassar-makassarpena.com. Sebagian besar yang melahirkan Zionis adalah diaspora, gerakan ini yang awalnya lahir di Inggris pada 1917 yang dikenal dengan Deklarasi Balfour, yaitu dukungan Inggris untuk pembentukan sebuah negara bagi bangsa Yahudi di Palestina.

Yahudi mulai berdiaspora, ketika pembuangan pertama setelah Babilonia menguasai Israel paska melemahnya sepeninggal Nabi Sulaiman AS. Mereka dapat kembali setelah Persia menaklukkan Babilonia. Mereka diusir kembali setelah Romawi berkuasa.

Setelah Islam menguasai Negeri Syam sejak Khalifah Umar kemudian mendeklarasikan tentang toleransi ummat bergama, dan Yahudi diizinkan kembali ke Palestina.

Salah satu tempat bersejarah yang menunjukkan toleransi Islam teradap ummat lainnya, ketika Khalifah Umar menolak shalat di Gereja Makam Kudus. Gereja ini adalah salah tempat tujuan wisatawan dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia baik Kristiani maupun Islam.

Setahu saya sepanjang Islam berkuasa sejak 637 M hingga runtuhnya Utsmani di tahun 1919, ummat Islam tidak pernah memerangi mereka, bahkan ketika terjadi pembantaian besar-besaran oleh Hitler, mereka banyak yang melarikan diri ke Palestina, dan diterima dengan baik.

Sesekali membaca dan menonton sejarah pembantaian ummat Yahudi, kadang kala sedih juga melihat kaum wanita dan anak-anak dikejar dan dibantai. Namun menimbulkan tanya, mengapa sebuah suku bangsa yang terlahir dari seorang Nabi yang sangat taat ke pada Allah, sehingga digelari Israel (Abdullah) dimusuhi dimana-mana, baik ketika mereka mendiami negerinya sendiri maupun ketika mereka berdiaspora keseluruh dunia, khususnya ke eropa.

Pasti ada alasan kuat dari seluruh bangsa yang memusuhinya. Jangan-jangan lahirnya Deklarasi Balfour di Inggris, karena Pemerintah Inggris melihat suku bangsa ini memang merepotkan, sehingga dibuatkan sebuah konsep agar mereka dibalikin lagi ke asalnya.

Pertanyaannya, apakah mereka yang telah berdiaspora sejak 2.500 tahun lalu, apakah benar-benar masih keturunan asli dari Nabi Yaqub AS?. Jangan-jangan ini hanya akal-akalan negara barat untuk membuat benalu di Timur Tengah untuk mengacaukan negara-negara Arab. Ujung-ujungnya karena faktor dollar.

Ket. gambar : Tempat yang diyakini ummat Kristiani sebagai tempat disemayamkannya jenazah Jesus di dalam gereja. Lokasi gereja paling suci menurut Kristiani ini berada di atas bukit Golgota yang diawal Masehi masih berada di luar tembok kota Yerusalem. Namun seiring perkembangannya selama ribuan tahun, lokasi ini sudah masuk dalam wilayah kota tua Yerusalem. Jaraknya sekitar 300 meter sebelah barat Masjidil Aqsha.

Sayangnya negara-negara Arab yang sudah hedon seperti pura-pura tidak tahu. Yang aneh, dari 3 agama Samawi, hanya Yahudi saja yang mengaku bahwa tanah Kana’an adalah tanah yang dijanjikan untuk kaum Yahudi. Bagaimana dengan konsep ummat Kristiani dan Islam?. Apakah ada konsep itu?.

Berarti ummat Kristiani juga seharusnya mengklaim bahwa mereka juga berhak atas tanah Kana’an, karena Nabi Isa AS atau Jesus Christ juga adalah keturunan Israel, bahkan di kitab Injil jelas-jelas Jesus Christ menyatakan bahwa dia diutus sebagai gembala bagi bangsa Israel. Demikian pula dengan para habaib.

Dalam sejarahnya, ketika Nabi Muhammd SAW yang asli suku Quraisy mengatur negara justeru bermukim jauh dari kampung halamannya. Demikian pula dengan keturunan beliau (para habaib), tidak pernah kita dengar bahwa mereka adalah yang paling berhak hidup dan mengatur tanah suci Makkah.

Para habaib justeru lebih banyak hidup di luar Arab Saudi. Kita tentunya tidak boleh mengatakan, betapa tidak adilnya Tuhan kalau hanya bangsa Yahudi saja yang diistimewakan. Ini penting saya sampaikan kepada sahabat, karena sebagian besar Kristiani di Indonesia beranggapan bahwa ummat Yahudilah yang paling berhak atas tanah Palestina.

No More Posts Available.

No more pages to load.